Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament didesain serta dikembangkan oleh Slavin dan De Vries pada tahun 1990. Pada metode ini, siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-6 orang yang merupakan campuran menurut tingkat akademik, kinerja, jenis kelamin, dan suku.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ini terdiri dari beberapa tahap, dan pada awal kegiatan, siswa terlebih dahulu mendapatkan pemberitahuan bahwa pada akhir kegiatan pembelajaran akan diadakan turnamen antara kelompok. Tahapan-tahapan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Slavin (1995) antara lain:
- Pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok oleh guru dengan pertimbangan gender, kemampuan akademik, tingkatan kinerja, dan karakter lain sehingga kelompok yang dihasilkan heterogen.
- Guru memberikan pengajaran maupun menyajikan materi pelajaran dengan metode tertentu.
- Setiap kelompok yang telah dibentuk tadi belajar bersama-sama untuk persiapan tes pada tahap berikutnya.
- Setiap anggota meninggalkan kelompoknya menuju meja arena turnamen untuk bertanding seputar materi yang telah diajarkan dengan siswa dari kelompok lain. Kegiatan pertandingan dapat berupa diskusi, cerdas cermat, maupun tanya jawab antar siswa yang bertanding.
- Guru, siswa dari kelompok lain, dan siswa dari anggota kelompok yang tampil melakukan evaluasi dengan memberikan tanggapan pada prestasi dan hasil penyelidikannya.
Seorang guru sebelumnya harus membuat jadwal aktivitas yang dijelaskan kepada siswa yang sudah dibagi menjadi beberapa tim sebelum memulai pembelajaran dengan model TGT. Katakanlah bahwa selama beberapa minggu para siswa yang sudah dibagi menjadi beberapa tim akan melakukan permainan akademik, dan tim yang mendapatkan nilai paling tinggi akan mendapatkan penghargaan. Setiap tim akan bekerja dahulu sesuai kelompoknya masing-masing, kemudian pada suatu waktu perwakilan dari tim siswa tadi melakukan turnamen seputar materi yang telah disampaikan (Slavin, 1995).
Menurut Slavin (1995), Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mempunyai beberapa komponen untuk mendukung pelaksanaannya, yaitu: Presentasi kelas, kelompok (kelompok belajar), turnamen, penghargaan terhadap kelompok.
Menurut Slavin (1995), Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mempunyai beberapa komponen untuk mendukung pelaksanaannya, yaitu: Presentasi kelas, kelompok (kelompok belajar), turnamen, penghargaan terhadap kelompok.
1. Presentasi kelas
Pada kegiatan ini, guru memperkenalkan materi pelajaran yang akan dibahas, yaitu dengan cara pengajaran langsung, diskusi atau dapat menggunakan cara yang lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi adalah dalam presentasi kelas ini berbeda dengan presentasi kelas biasa, karena presentasi kelas pada pembelajaran kooperatif tipe TGT yang disampaikan hanya menyangkut pokok-pokok materi dan penjelasan tentang teknik pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian siswa harus memperhatikan secara cermat selama presentasi kelas berlangsung. Siswa harus menyadari bahwa kecermatannya sangat menunjang untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat mendukung keberhasilan belajar selanjutnya dan pada akhirnya dapat membantu usaha mengumpulkan nilai bagi kelompok mereka.
2. Kelompok (Kelompok Belajar)Kelompok disini merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, Tekanannya terletak pada anggota kelompok, yaitu untuk melakukan sesuatu yang terbaik untuk kelompoknya dan dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan akademik anggotanya selama belajar. Kelompok memberikan perhatian dan penghargaan yang sama terhadap setiap anggotanya hingga setiap anggota merasa dihargai.
Sebuah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dibentuk dengan beranggotakan empat sampai enam orang siswa, yang terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan akademik berbeda, yaitu siswa berkemampuan akademik tinggi (pandai), sedang dan rendah. Selain itu dalam penempatan kelompok ini, guru sebaiknya mempertimbangkan kriteria heterogen lainnya, misalnya: jenis kelamin, latar belakang sosial, suku atau ras, atau yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa dalam penempatan kelompok ini siswa jangan sampai memilih sendiri untuk menentukan anggota kelompoknya.
Sebuah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dibentuk dengan beranggotakan empat sampai enam orang siswa, yang terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan akademik berbeda, yaitu siswa berkemampuan akademik tinggi (pandai), sedang dan rendah. Selain itu dalam penempatan kelompok ini, guru sebaiknya mempertimbangkan kriteria heterogen lainnya, misalnya: jenis kelamin, latar belakang sosial, suku atau ras, atau yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa dalam penempatan kelompok ini siswa jangan sampai memilih sendiri untuk menentukan anggota kelompoknya.
3. Turnamen
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, turnamen akademik haruslah didesain sedemikian rupa dengan tujuan untuk menguji pengetahuan yang telah dicapai setiap siswa. Soal turnamen ini biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Pada setiap pelaksanaan turnamen akademik, setiap meja turnamen dapat dilakukan oleh tiga atau empat orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang setara, dan setiap siswa mewakili kelompoknya masing-masing.
Perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk turnamen ini adalah berupa lembar soal dengan jawabannya yang diberi nomor dan dilengkapi dengan setumpuk kartu bernomor untuk pengundian soal/pertanyaan turnamen. Siswa yang memperoleh giliran pertama mengambil satu kartu bernomor, lalu membaca pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yang terambil kemudian siswa tersebut berusaha menjawab pertanyaan yang ada. Apabila siswa tersebut tidak dapat menjawab, boleh menyatakan lewat dan kesempatan menjawab diberikan pada siswa yang mendapat giliran berikutnya. Apabila siswa yang mendapat giliran pertama tadi berusaha menjawab dan siswa yang mempunyai kesempatan menantang pertama (giliran kedua) mempunyai jawaban yang ”berbeda”, maka siswa giliran kedua boleh ”menantang”, jika siswa tersebut tidak menantang maka kesempatan menantang dapat diberikan pada siswa yang mendapat giliran berikutnya. Siswa yang dapat menjawab dengan benar, maka dapat menyimpan kartu bernomor tadi sebagai bukti bahwa siswa tersebut dapat menjawab soal yang diberikan dengan benar. Pada kahir turnamen dilakukan perhitungan kartu yang telah dikumpulkan siswa untuk menentukan skor siswa dalam turnamen, penghitungan skor tersebut dilakukan sesuai dengan aturan pemberian skor dalam pembelajaran kooperatif TGT.
Gambar.1 Penempatan Siswa dalam Meja Turnamen
Berikut ini disampaikan bagan perputaran dalam turnamen akademik sebagai berikut ini:
Gambar.2 Perputaran pemain dalam turnamen akademik
Untuk melaksanakan turnamen akademik, perangkat turnamen yang diperlukan yaitu:
• lembar Pertanyaan/soal
• lembar kunci jawaban
• lembar pencatatan skor
• satu set kartu bernomor
4. Penghargaan terhadap Kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat PemainPemain dengan | Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh |
Top Scorer | 40 |
High Middle Scorer | 30 |
low Middle Scorer | 20 |
Low Scorer | 10 |
Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain(Sumber Slavin, 1995)
Pemain dengan | Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh |
Top Scorer | 60 |
Middle Scorer | 40 |
Low Scorer | 40 |
Dengan keterangan sebagai berikut:
Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer ( skor tinggi ), Low Middle Scorer ( skor rendah), Low Scorer ( skor terendah), ( skor sedang ) Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu :
(1) Mengajar (teach)
Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
(2) Belajar Kelompok (team study)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
(3) Permainan (game tournament)
Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing- masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
(4) Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut.
Tabel 2.3 Kriteria Pengahrgaan Kelompok (Sumber Slavin, 1995)
Kreteria (Rerata Kelompok) | Predikat |
30-39 | Tim Kurang Baik |
40-44 | Tim Baik |
45-49 | Tim Baik Sekali |
50 ke atas | Tim Istimewa |
Reference:
Slavin, E.R. (1995). Cooperative Learning. Teory, Research and Practice. Seccond Edition. Boston: Allyn and bacon
0 komentar:
Posting Komentar