.

Selamat Datang di Blog Education_Life jangan lupa berikan comment dan komentar anda.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Membuat Biogas secara Sederhana

biogas adalah gas yang diperoleh dari sampah tanaman, kotoran hewan, dan lain sebagainya yang dapat membusuk. Biogas dapat kita manfaatkan untuk energi. Antara lain untuk memasak.

Ada cara mudah dan sederhana bagi yang ingin mengetahui tentang biogas dan pemanfaatannya. Alat yang dibutuhkan pun ada disekitar kita. Dalam kesempatan ini, saya mencoba menjelaskan secara sederhana mungkin bagaimana cara membuat biogas dengan alat dan bahan disekeliling kita.

Alat/Bahan yang dibutuhkan:

  1. Galon air mineral
  2. Pisau untuk melubangi tutup galon
  3. Pipa logam kecil denga diameter kira-kira 1 cm
  4. Selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm
  5. Air.
  6. Eceng gondong atau sisa sayuran mentah dari dapur.

Cara membuatnya:

  1. Masukkan eceng gondok atau sisa sayuran sampai 1/2 galon.
  2. Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat (jangan sampai ada lubang sedikit pun).
  3. Simpan selama 7 hari
  4. Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20 cm (2 buah)
  5. Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1 meter.
  6. Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya agar gas tidak hilang/habis menguap).
  7. Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.
  8. Kemudian sambungkan selang palstik ke pipa logam pada tutup galon tersebut.
  9. Di ujung selang satunya, sambungkan pipa loga 20 cm.
  10. Sulutlah dengan korek api.

Jika pembusukannya baik, maka pasti akan menyala.Pemanfaatan:

Dalam kapasitas yang lebih besar, misalnya menggunakan drum bekas minyak, dapat digunakan untuk bahan bakar kompor gas dengan biogas ini.

Mudah ?,

Catatan: Bila belum berhasil, mungkin terdapat kekurangan bakteri pada sisa sayurannya. Untuk itu dapat ditambah bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4). Tetapi biasanya tanpa ditambah bakteri itu tetap dapat memproduksi biogas.
(by:FNU Abdillah)
Read More......

Kamis, 27 Oktober 2011

Petai (Parkia speciosa)

Petai (Parkia speciosa) merupakan termasuk kedalam suku polong-polongan (Fabaceae). Tumbuhan ini tersebar luas di Nusantara bagian barat.

Pohon petai tinggi dapat mencapai 20m dan kurang bercabang. Daunnya majemuk, buahnya besar, memanjang, betipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya. Biji petai, yang berbau khas dan agak mirip dengan jengkol.

Secara sumber energi atau kandungan gizi lebih besar dari pada apel, yaitu petai memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya.
Petai merupakan sumber energi yang baik, yaitu 142 kkal per 100 g biji. Petai mengandung tiga macam gula alami, yaitu sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Kombinasi tersebut mampu memberikan dorongan tenaga instan, tetapi cukup lama dan cukup besar efeknya.


Selain itu petai jika ia dipecah menjadi komponen-komponen kesehatannya yaitu : gula, serat, triptofan, vitamin B6, besi, kalium, dan komponen antasida. Berdasarkan fungsi dari komponen ini, maka petai dapat membantu pemulihan depresi, anti kanker, sindrom pramenstruasi (PMS), tekanan darah, diabetes, kegemukan dan konstipasi.

Kendurkan Saraf & Hilangkan Depresi Apakah Anda sering merasa bad ini the mood? Itu tandanya bahwa Anda kekurangan gizi. Mood dikendalikan oleh sistem kerja otak. Kemampuan kerja otak dipengaruhi oleh masukan zat gizi yang diperlukan. Aneka zat gizi itu harus dipasok secara berimbang dari makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Salah satu zat gizi yang berperan memperbaiki mood adalah triptofan (suatu asam amino esensial) yang berada pada petai.

Beberapa klaim manfaat petai berikut harus dikaji ulang dan kemungkinan di buat-buat saja atau semata efek plasebo : meningkatkan kekuatan otak, kelelahan, penyakit hati, lemas, gigitan nyamuk, kegelisahan, magh, pengendali suhu, gangguan afektif musiman, kecanduan merokok, stress, stroke, dan bisul.

Walaupun banyak manfaat petai bagi tubuh manusia, memakan petai terlalu banyak dapat memberi dampak negatif karena tingginya kandungan asam amino dalam petai. Kandungan asam amino berlebih dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan saringan ginjal di tubuh. Kandungan asam jengkolik (yang juga ditemukan pada jengkol) pada petai dapat memblokir tubula uriner karena rendahnya keterlarutannya, sehingga menyebabkan rasa sakit, haematuria dan bahkan kematian.

sumber:
http://www.faktailmiah.com/2011/05/24/petai.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Petai
Read More......

Pengaruh Zat Kimia Pada Wanita Hamil

Berbagai racun memberikan bahaya pada janin saat perkembangan. Sebuah studi tahun 2011 menemukan kalau hampir semua wanita hamil AS membawa zat kimia ganda, termasuk beberapa yang terlarang sejak tahun 1970an pada tubuh mereka. Para peneliti mendeteksi bifenil poliklorinat, pestisida organoklorin, senyawa perflorinat, fenol, eter difenil polibrominat, phthalat, hidrokarbon aromatik polisiklik, PBDE perklorat, senyawa yang digunakan sebagai pemadam api, dan dikloro difenil trikloroetane (DDT), sebuah pestisida yang dilarang di AS tahun 1972, dalam tubuh 99 hingga100 persen wanita hamil yang diuji. Bisfenol A (BPA) ditemukan dalam 96 persen wanita yang disurvey. Beberapa kimiawi berkonsentasi sama berasosiasi dengan efek negatif pada anak dari studi lain dan diduga paparan pada kimiawi tersebut dapat berpengaruh lebih besar daripada paparan hanya satu zat saja.

Pencernaan alkohol pada saat hamil dapat menyebabkan sindrom alkohol janin, sebuah sindrom gangguan lahir yang permanen dan kadang berbahaya. Sejumlah studi telah menunjukkan kalau minum-minuman keras dalam ukuran ringan hingga sedang saat hamil memang tidak berpengaruh nyata pada janin, namun agar benar-benar aman wanita hamil tidak boleh minum alkohol sama sekali saat hamil.

Sejumlah studi juga menunjukkan kalau anak yang terpapar pada asap rokok sebelum lahir dapat menglami sejumlah gangguan perilaku, syaraf, dan fisik.

Unsur raksa dan metil raksa adalah dua bentuk air raksa yang dapat memberi resiko saat hamil. Metil raksa, sejenis pencemar makanan laut dan ikan air tawar, terkenal menghasilkan gangguan sistem syaraf berbahaya, khususnya pada saat perkembangan otak. Memakan ikan adalah sumber utama paparan raksa pada manusia dan sebagian ikan dapat mengandung cukup raksa untuk membahayakan sistem syaraf janin yang sedang berkembang, kadang membawa pada gangguan belajar. Raksa hadir pada banyak jenis ikan, namun paling banyak ditemukan pada ikan berukuran besar. Badan Obat dan Makanan serta Dinas Perlindungan Lingkungan AS menyarankan wanita hamil agar tidak memakan ikan pedang, hiu, makarel raja, dan ikan ubin, serta membatasi konsumsi tuna albacore hingga 6 ons atau kurang dalam seminggu.

Pusat Kesehatan Lingkungan Anak melaporkan studi yang menunjukkan kalau paparan pada polusi udara saat hamil berkaitan dengan kelahiran buruk seperti rendahnya berat lahir, bayi prematur, dan malformasi jantung. Busur darah bayi yang terpapar menunjukkan kerusakan DNA yang berhubungan dengan kanker. Studi lanjutan menunjukkan penundaan perkembangan pada usia tiga tahun, rendahnya skor tes IQ, dan meningkatnya masalah perilaku pada usia enam dan delapan tahun.

Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, sistem syaraf janin yang berkembang rentan pada racun timbal. Racun syaraf diamati pada anak dari wanita yang terpapar karena kemampuan timbal melintasi halangan plasenta dan menyebabkan catat syaraf janin. Masalah khusus wanita hamil adalah penumpukan timbal di tulang dilepaskan ke darah saat hamil. Beberapa studi memberi bukti kalau paparan ibu hamil yang kecil pada timbal bahkan dapat menghasilkan gangguan intelektual dan perilaku pada anak.

Studi tahun 2006 menemukan kalau anak yang terpaparkan sebelum lahir pada insektisida klorpirifos memiliki perkembangan motorik dan mental yang buruk pada usia tiga tahun dan resiko masalah perilaku yang lebih tinggi. Studi tahun 2007 menggunakan model tikus menunjukkan kalau paparan pada hidrokarbon aromatik polisiklik ketika lahir dan menyusui mengurangi jumlah sel telur di rahim anak perempuan yang dilahirkan hingga dua pertiga. Studi tahun 2009 pada wanita hamil yang terpaparkan tetrakloroetilen dalam air minum meningkatkan resiko gangguan katup oral dan tabung syaraf pada anak mereka. Studi tahun 2009 menemukan kalau paparan pralahir pada phthalates, senyawa kimia yang digunakan untuk plastik dalam banyak jenis produk perawatan pribadi, mainan anak, dan peralatan medis, mungkin menjadi faktor resiko lingkungan untuk berat lahir yang rendah pada anak. Studi tahun 2010 menemukan kalau paparan pralahir pada senyawa pemadam api bernama difenil eter polibrominat berasosiasi dengan efek perkembangan syaraf terhambat pada anak kecil.

Sumber

Faktailmiah.com

Referensi lanjut

  1. Tracey J. Woodruff, Ami R. Zota, Jackie M. Schwartz. Environmental Chemicals in Pregnant Women in the US: NHANES 2003-2004. Environmental Health Perspectives, 2011; DOI: 10.1289/ehp.1002727
  2. Day NL (1992). “The effects of prenatal exposure to alcohol.” Alcohol Health and Research World, 16(2), 328–244.
  3. Goodlett CR, Peterson SD (1995). “Sex differences in vulnerability to developmental spatial learning deficits induced by limited binge alcohol exposure in neonatal rats”. Neurobiological Learning and Memory, 64(3), 265–275.
  4. Streissguth AP, et al. (1994). “Prenatal alcohol and offspring development: the first fourteen years”. Drug and Alcohol Dependence, 36(2), 89–99.
  5. Harvard.edu. Prenatal Exposure to Mercury From a Maternal Diet High in Seafood Can Irreversibly Impair Certain Brain Functions in Children
  6. March of Dimes. Environmental risks and pregnancy
  7. Alan Mozes Exposure to Common Pollutant in Womb Might Lower IQ
  8. Protecting Workers Exposed to Lead-based Paint Hazards : A Report to Congress
  9. Exposures To Insecticide Chlorpyrifos In Pregnancy Adversely Affect Child Development, Study Finds
  10. Environmental Toxins May Limit Fertility In Offspring
  11. Zhang Y, PhD, Lin L, MD, Cao Y, PhD, Chen B, MD, Zheng L, MSC, Ge R, MD. Phthalate Levels and Low Birth Weight: A Nested Case-Control Study of Chinese Newborns. Journal of Pediatrics, DOI: 10.1016/j.jpeds.2009.04.007 /li>
Read More......

Buah Stroberi Melindungi Lambung dari Alkohol

Dalam sebuah percobaan pada tikus, para peneliti Eropa telah membuktikan bahwa memakan buah stroberi dapat mengurangi bahaya yang disebabkan alkohol pada membran mukosa lambung. Dipublikasikan dalam jurnal akses terbuka PLoS ONE, penelitian ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan pengobatan ulkus lambung.

Tim riset dari Italia, Serbia dan Spanyol telah mengkonfirmasi efek perlindungan yang dimiliki stroberi pada perut mamalia yang telah rusak akibat alkohol. Para ilmuwan memberi etanol (alkohol etil) pada tikus laboratorium dan menunjukkan bahwa selaput lendir lambung yang sebelumnya melumat ekstrak stroberi mengalami hanya sedikit kerusakan.

Sara Tulipani, peneliti dari Universitas Barcelona (UB) dan penulis pendamping studi ini menjelaskan bahwa “efek positif dari stroberi tidak hanya terkait dengan kapasitas antioksidan dan kandungan tinggi senyawa fenolik (anthocyans) namun juga pada fakta bahwa buah ini mengaktifkan pertahanan antioksidan dan enzim tubuh. “

Kesimpulan dari studi ini menyatakan bahwa dengan sering mengkonsumsi stroberi dapat memiliki efek yang menguntungkan dalam mencegah penyakit lambung yang berkaitan dengan generasi radikal bebas atau spesies oksigen reaktif. Buah ini bisa memperlambat pembentukan ulkus lambung pada manusia.

Gastritis atau peradangan pada selaput lendir lambung tidak saja berkaitan dengan konsumsi alkohol namun juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau oleh obat anti-inflamasi (seperti aspirin) atau obat yang digunakan untuk melawan bakteri Helicobacter pylori.

Maurizio Battino, koordinator kelompok riset di Universitas Politeknik Marche (UNIVPM, Italia) menunjukkan bahwa “dalam kasus ini, konsumsi stroberi selama atau setelah patologi dapat mengurangi kerusakan selaput lendir lambung.”

Kurang ulserasi setelah mengkonsumsi stroberi

Tim riset menemukan bahwa ulserasi menjadi berkurang dalam perut tikus-tikus yang makan ekstrak stroberi (40 mg/hari per kilo berat badan) selama 10 hari sebelum diberikan alkohol.

Battino menekankan bahwa “penelitian ini tidak dipahami sebagai cara untuk mengurangi efek mabuk, melainkan sebagai suatu cara untuk menemukan molekul dalam membran perut yang melindungi terhadap efek merusak dari agen yang berbeda.”

Pengobatan untuk ulkus dan patologi lambung lainnya saat ini memerlukan obat pelindung baru yang memiliki sifat antioksidan. Senyawa-senyawa yang ditemukan dalam stroberi bisa menjadi jawabannya.

Kredit: Plataforma SINC
Jurnal: José M. Alvarez-Suarez, Dragana Dekanski, Slavica Ristic, Nevena V. Radonjic, Nataša D. Petronijevic, Francesca Giampieri, Paola Astolfi, Ana M. González-Paramás, Celestino Santos-Buelga, Sara Tulipani, José L. Quiles, Bruno Mezzetti, Maurizio Battino. Strawberry Polyphenols Attenuate Ethanol-Induced Gastric Lesions in Rats by Activation of Antioxidant Enzymes and Attenuation of MDA Increase. PLoS ONE, 2011; 6 (10): e25878 DOI: 10.1371/journal.pone.0025878
(sumber:Faktailmiah.com)
Read More......

Senin, 24 Oktober 2011

‘Ketindihan’ Sering Terjadi pada Siswa dan Pasien Kejiwaan

Pernah melihat sesuatu yang menakutkan, misalnya hantu, saat Anda berbaring tidur? Anda sadar, ketakutan, panik, tapi entah kekuatan dari mana, Anda sepenuhnya lumpuh, tidak mampu bergerak, bahkan untuk sekedar mengeluarkan suara. Kita sering menyebutnya “ketindihan” meski sebenarnya tidak ada satupun yang menindih Anda selain dampak dari pikiran Anda sendiri.

Ketindihan atau kelumpuhan tidur (sleep paralysis) merupakan kondisi yang hanya mempengaruhi 8 persen dari populasi umum, didefinisikan sebagai “periode waktu yang terpisah selama gerakan otot tertentu terhambat, namun gerakan mata dan pernapasan tetap utuh,” demikian menurut sebuah studi baru dalam jurnal Sleep Medicine Reviews.

Beberapa orang yang mengalami episode ini secara teratur mungkin berusaha untuk menghindari tidur akibat sensasi yang tidak menyenangkan yang mereka alami. Tapi beberapa lainnya justru menikmati sensasi yang mereka rasakan selama kelumpuhan tidur, catat Brian A. Sharpless, asisten profesor psikologi klinis di Penn State.

“Saya sadar bahwa tidak ada ketersediaan tingkat prevalensi kelumpuhan tidur yang didasarkan pada sampel yang besar dan beragam,” kata Sharpless. “Jadi saya menggabungkan data dari studi saya sebelumnya dengan 34 penelitian lainnya dalam rangka menentukan seberapa umumkah hal itu dalam berbagai kelompok yang berbeda.”

Sharpless melihat pada 35 penelitian yang dipublikasikan dari 50 tahun terakhir, mengumpulkan berbagai sampel-makalah dari beberapa negara yang berbeda, untuk menemukan tingkat kelumpuhan tidur selama seumur hidup. Studi ini mensurvei total 36.533 orang. Secara keseluruhan ia menemukan bahwa sekitar seperlima di antaranya mengalami episode tersebut setidaknya sekali. Frekuensi kelumpuhan tidur berkisar dari satu kali dalam seumur hidup hingga setiap malam.

Ketika memeriksa kelompok-kelompok tertentu, 28 persen siswa dilaporkan mengalami kelumpuhan tidur, sementara hampir 32 persen pasien kejiwaan dilaporkan mengalami setidaknya satu episode. Orang yang memiliki gangguan kepanikan bahkan lebih mungkin untuk mengalami kelumpuhan tidur, dan hampir 35 persen dari mereka yang disurvei melaporkan pernah mengalami episode ini. Kelumpuhan tidur juga tampaknya lebih umum di kalangan non-Kaukasia.

“Kelumpuhan tidur sebaiknya dikaji dengan lebih teratur dan seragam dalam rangka menentukan dampaknya pada fungsi individu dan untuk bisa lebih baik mengartikulasikan hubungannya dengan kondisi kejiwaan dan medis lainnya,” kata Sharpless.

Orang mengalami tiga jenis dasar halusinasi saat kelumpuhan tidur: adanya penyusup, tekanan di dada yang kadang disertai dengan pengalaman kekerasan fisik dan/atau seksual, serta levitasi atau pengalaman di luar tubuh.

Hanya ada sedikit penelitian yang membahas bagaimana mengurangi kelumpuhan tidur atau adakah orang yang mengalami episode tersebut sepanjang hidupnya.

“Saya ingin lebih memahami bagaimana kelumpuhan tidur mempengaruhi seseorang, sebagai lawan untuk sekedar mengetahui bahwa mereka mengalaminya,” kata Sharpless. “Saya ingin melihat bagaimana dampaknya terhadap kehidupan mereka.”

Sharpless berharap untuk menemukan hubungan antara kelumpuhan tidur dengan gangguan stress pasca-traumatik di masa depan.

Jacques P. Barber, profesor psikiatri dari University of Pennsylvania, memberikan kontribusi untuk penelitian ini, yang sebagian didukung oleh Institut Nasional Kesehatan Mental.

Kredit: Penn State
Jurnal: Brian A. Sharplessa, Jacques P. Barber. Lifetime prevalence rates of sleep paralysis: A systematic review. Sleep Medicine Reviews, Volume 15, Issue 5, October 2011, Pages 311-315. DOI: 10.1016/j.smrv.2011.01.007
(Faktailmiah.com)
Read More......

Penemuan Bukti Terbaru Bakteri Tertua Penghirup-Oksigen

Penelitian terbaru dari University of Alberta menunjukkan bukti pertama bahwa bakteri penghirup-oksigen menempati dan berkembang di darat 100 juta tahun lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti menunjukkan bahwa bentuk paling primitif dari kehidupan di darat yang menghirup oksigen muncul 2,48 milyar tahun yang lalu.

Tim peneliti, yang dipimpin geomikrobiolog U of A, Konhauser Kurt, menyelidiki hubungan antara kadar oksigen atmosfer dan peningkatan konsentrasi kromium dalam bebatuan dasar laut purba. Para peneliti menunjukkan bahwa lonjakan kadar kromium dipicu oleh oksidasi daratan dari pirit mineral.

Oksidasi pirit didorong oleh bakteri dan oksigen. Bakteri aerobik meruntuhkan pirit, yang merilis asam pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Asam ini kemudian melarutkan batu dan tanah menjadi koktail logam, termasuk kromium, yang ditransfer ke laut oleh limpasan air hujan.

Konhauser mengatakan bahwa kunci dari proses ini adalah oksigen di atmosfer bumi yang memungkinkan oksidasi pirit bakteri. Para peneliti melakukan penanggalan puncak untuk kadar kromium dalam batuan sedimen laut itu mencapai 2,48 milyar tahun yang lalu.

“Ini memberi kita penanggalan baru untuk Peristiwa Oksidasi Besar, masa ketika atmosfer pertama kali memiliki oksigen,” kata Konhauser. “Meningkatnya kadar oksigen atmosfer memupuk evolusi spesies bakteri baru yang bertahan hidup dengan respirasi aerobik di darat.

“Nenek moyang kita dimulai dalam penangas asam sebagai bakteri penghirup-oksigen.”

Bentuk kehidupan bakteri yang sama masih hidup hingga saat ini, hidup dari pirit dan menetap di perairan limbah yang sangat asam pada lokasi-lokasi pertambangan di seluruh dunia.

Penelitian Konhauser bersama timnya ini dipublikasikan dalam edisi 20 Oktober jurnal Nature.

Kredit: University of Alberta
Jurnal: Kurt O. Konhauser, Stefan V. Lalonde, Noah J. Planavsky, Ernesto Pecoits, Timothy W. Lyons, Stephen J. Mojzsis, Olivier J. Rouxel, Mark E. Barley, Carlos Rosìere, Phillip W. Fralick, Lee R. Kump, Andrey Bekker. Aerobic bacterial pyrite oxidation and acid rock drainage during the Great Oxidation Event. Nature, volume: 478, Pages: 369–373, 20 October 2011. DOI: 10.1038/nature10511
(FaktaIlmiah.com)
Read More......

Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

Pembelajaran kooperatif two stay two stray adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dapat mendorong anggota kelompok untuk memperoleh konsep secara mendalam melalui pemberian peran pada siswa. Teknik belajar-mengajar ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan biasa digunakan bersama dengan teknik NHT (teknik kepala bernomor). Teknik ini biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Struktur Dua Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain (Lie, A., 2008)

Pembagian kelompok dalam pembelajaran kooperatif two stay two stray memperhatikan kemampuan akademis siswa. Guru membuat kelompok yang heterogen dengan alasan memberi kesempatan siswa untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung, meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik dan gender serta memudahkan pengelolaah kelas karena masing-masing kelompok memiliki siswa yang berkemampuan tinggi, yang dapat membantu teman lainnya dalam memecahkan suatu permasalahan dalam kelompok ( Jarolimek & Parker dalam Isjoni, 2009).

Menurut Lin. E. (2006) kelompok pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4 orang diberi nomor 1, 2, 3 dan 4 dan masing-masing memiliki peran sebagai berikut:

Nomor 1 sebagai pemimpin/manajer yang mengatur kelompok dan memastikan anggota menyelesaikan perannya dan bekerja secara kooperatif tepat pada waktunya.

Nomor 2 sebagai pencatat yang mencatat jawaban kelompok dan hasil diskusi.

Nomor 3 sebagai teknisi/mengatur bahan yang mengumpulkan bahan untuk kelompok dan membuat analisis teknik untuk kelompok.

Nomor 4 sebagai reflektor yang memastikan bahwa semua kemungkinan telah digali dengan mengajukan pertanyaan: ada ide lain? Serta mengamati dinamika kelompok.

Cara Belajar Kooperatif Two Stay Two Stray

Cara belajar kooperatif two stay two stray (dua tinggal dua tamu) menurut Lie, A. (2008) sebagai berikut:
  1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
  2. Setelah selesai dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain.
  3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
  4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
  5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
Pada pembelajaran kooperatif two stay two stray setiap kelompok terdiri dari 4 orang, keempat orang (A,B,C,D) bersama-sama mengkaji suatu bahasan, kemudian siswa B dan C meninggalkan kelompok untuk bertamu ke dua kelompok lainnya. Sementara siswa A dan D tinggal dalam kelompok dan bertugas memberikan informasi hasil kerja kelompok kepada tamu yang datang dari dua kelompok lain.

Bagan Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray


Keterangan:
Siswa B dan C bertugas mencari informasi artikel yang tidak dibahas oleh kelompoknya dan berbagi hasil diskusi dengan kelompok yang dikunjungi.
Siswa A dan D bertugas memberikan informasi mengenai artikel yang telah dibahas oleh kelompoknya kepada tamu yang berkunjung.

Pembelajaran kooperatif two stay two stray digunakan untuk mengatasi kebosanan anggota kelompok, karena guru biasanya membentuk kelompok secara permanen. Two stay two stray memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan anggota kelompok lain. Menurut Lie, A. (2008) membentuk kelompok berempat memiliki kelebihan yaitu kelompok mudah dipecah menjadi berpasangan, lebih banyak ide muncul, lebih banyak tugas yang bisa dilakukan dan guru mudah memonitor. Kekurangan kelompok berempat adalah membutuhkan lebih banyak waktu, membutuhkan sosialisasi yang lebih baik, jumlah genap menyulitkan proses pengambilan suara, kurang kesempatan untuk kontribusi individu dan mudah melepaskan diri dari keterlibatan.

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif two stay two stray tidak berbeda dengan pembelajaran kooperatif tipe lainnya. Siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok. Siswa saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk tes kemudian masing-masing mengerjakan tes sendiri-sendiri dan menerima nilai pribadi. Nilai kelompok dapat diperoleh dari nilai terendah yang didapat oleh siswa dalam kelompok atau diambil dari rata-rata nilai semua anggota kelompok dari “sumbangan” setiap anggota. Nilai kelompok juga dapat diperoleh dari sumbangan poin di atas nilai rata-rata mereka, hal ini untuk menjaga rasa keadilan dan mengurangi perasaan negative (merasa dirugikan) oleh siswa yang lemah. Contoh penilaian pembelajaran kooperatif menurut Lie, A. (2008) digambarkan dalam tabel di bawah ini:












Nama Nilai Rata-rata Nilai Tes Sekarang Nilai Akhir Nilai Untuk Kelompok
Ima 72 75 (72+75):2= 73,5 3
Petrus 62 50 (62+50):2= 56 0
Yayuk 60 65 (60+65):2= 62,5 5
Eva 95 80 (95+80):2= 85 0


Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray Dalam IPA

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2007).

Tujuan yang dapat dicapai dari pembelajaran kooperatif, yaitu :
  1. Peningkatan kinerja akademik
  2. Penerimaan terhadap keragaman (suku, sosial, budaya, kemampuan, dsb)
  3. Keterampilan bekerjasama atau kolaborasi dalam pemecahan masalah
Beberapa ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Temuan tersebut membuktikan hakikat dari ketiga struktur tersebut dalam meningkatkan prestasi akademis serta mengubah pandangan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

Tujuan kedua yang dicapai dari model pembelajaran kooperatif ini ialah penerimaan terhadap sesama siswa yang berbeda berdasarkan latar belakang suku, sosial, budaya dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Selain itu, melalui penerapan ketiga struktur tersebut, para siswa belajar untuk saling menghargai satu sama lain.

Tujuan ketiga yang dicapai dari pembelajaran kooperatif ialah mengajarkan keterampilan bekerjasama atau kolaborasi dalam memecahkan permasalahan. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat; sebagian kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan dinamika di masyarakat secara budaya semakin beragam.

Memimpin pembelajaran kooperatif mengubah peranan guru dari sebagai pusat pembicara atau pembicara utama menjadi koreografer dalam aktivitas kelompok kecil, kelompok kelas kecil menimbulkan suatu tantangan pengelolaan bagi guru. Guru harus membantu siswa melakukan transisi di dalam kelompok kecil, mengatur kelompok kerja dan mengajarkan keterampilan penting yaitu keterampilan sosial dan keterampilan kelompok.

Reference:

Isjoni. (2009). Cooperative Learning (Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok). Bandung: Alfabeta.

Lie, A. (2008) Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Lin, E. (2006). “Cooperative Learning in The Science Classroom”. The Science Teacher. 73 (5). 34-39

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Read More......

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament didesain serta dikembangkan oleh Slavin dan De Vries pada tahun 1990. Pada metode ini, siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-6 orang yang merupakan campuran menurut tingkat akademik, kinerja, jenis kelamin, dan suku.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) ini terdiri dari beberapa tahap, dan pada awal kegiatan, siswa terlebih dahulu mendapatkan pemberitahuan bahwa pada akhir kegiatan pembelajaran akan diadakan turnamen antara kelompok. Tahapan-tahapan dari pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Slavin (1995) antara lain:
  1. Pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok oleh guru dengan pertimbangan gender, kemampuan akademik, tingkatan kinerja, dan karakter lain sehingga kelompok yang dihasilkan heterogen.
  2. Guru memberikan pengajaran maupun menyajikan materi pelajaran dengan metode tertentu.
  3. Setiap kelompok yang telah dibentuk tadi belajar bersama-sama untuk persiapan tes pada tahap berikutnya.
  4. Setiap anggota meninggalkan kelompoknya menuju meja arena turnamen untuk bertanding seputar materi yang telah diajarkan dengan siswa dari kelompok lain. Kegiatan pertandingan dapat berupa diskusi, cerdas cermat, maupun tanya jawab antar siswa yang bertanding.
  5. Guru, siswa dari kelompok lain, dan siswa dari anggota kelompok yang tampil melakukan evaluasi dengan memberikan tanggapan pada prestasi dan hasil penyelidikannya.
Seorang guru sebelumnya harus membuat jadwal aktivitas yang dijelaskan kepada siswa yang sudah dibagi menjadi beberapa tim sebelum memulai pembelajaran dengan model TGT. Katakanlah bahwa selama beberapa minggu para siswa yang sudah dibagi menjadi beberapa tim akan melakukan permainan akademik, dan tim yang mendapatkan nilai paling tinggi akan mendapatkan penghargaan. Setiap tim akan bekerja dahulu sesuai kelompoknya masing-masing, kemudian pada suatu waktu perwakilan dari tim siswa tadi melakukan turnamen seputar materi yang telah disampaikan (Slavin, 1995).

Menurut Slavin (1995), Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mempunyai beberapa komponen untuk mendukung pelaksanaannya, yaitu: Presentasi kelas, kelompok (kelompok belajar), turnamen, penghargaan terhadap kelompok.

1. Presentasi kelas

Pada kegiatan ini, guru memperkenalkan materi pelajaran yang akan dibahas, yaitu dengan cara pengajaran langsung, diskusi atau dapat menggunakan cara yang lainnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi adalah dalam presentasi kelas ini berbeda dengan presentasi kelas biasa, karena presentasi kelas pada pembelajaran kooperatif tipe TGT yang disampaikan hanya menyangkut pokok-pokok materi dan penjelasan tentang teknik pembelajaran yang akan digunakan. Dengan demikian siswa harus memperhatikan secara cermat selama presentasi kelas berlangsung. Siswa harus menyadari bahwa kecermatannya sangat menunjang untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat mendukung keberhasilan belajar selanjutnya dan pada akhirnya dapat membantu usaha mengumpulkan nilai bagi kelompok mereka.

2. Kelompok (Kelompok Belajar)

Kelompok disini merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, Tekanannya terletak pada anggota kelompok, yaitu untuk melakukan sesuatu yang terbaik untuk kelompoknya dan dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan akademik anggotanya selama belajar. Kelompok memberikan perhatian dan penghargaan yang sama terhadap setiap anggotanya hingga setiap anggota merasa dihargai.

Sebuah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dibentuk dengan beranggotakan empat sampai enam orang siswa, yang terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan akademik berbeda, yaitu siswa berkemampuan akademik tinggi (pandai), sedang dan rendah. Selain itu dalam penempatan kelompok ini, guru sebaiknya mempertimbangkan kriteria heterogen lainnya, misalnya: jenis kelamin, latar belakang sosial, suku atau ras, atau yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa dalam penempatan kelompok ini siswa jangan sampai memilih sendiri untuk menentukan anggota kelompoknya.

3. Turnamen

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, turnamen akademik haruslah didesain sedemikian rupa dengan tujuan untuk menguji pengetahuan yang telah dicapai setiap siswa. Soal turnamen ini biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Pada setiap pelaksanaan turnamen akademik, setiap meja turnamen dapat dilakukan oleh tiga atau empat orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang setara, dan setiap siswa mewakili kelompoknya masing-masing.

Perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk turnamen ini adalah berupa lembar soal dengan jawabannya yang diberi nomor dan dilengkapi dengan setumpuk kartu bernomor untuk pengundian soal/pertanyaan turnamen. Siswa yang memperoleh giliran pertama mengambil satu kartu bernomor, lalu membaca pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yang terambil kemudian siswa tersebut berusaha menjawab pertanyaan yang ada. Apabila siswa tersebut tidak dapat menjawab, boleh menyatakan lewat dan kesempatan menjawab diberikan pada siswa yang mendapat giliran berikutnya. Apabila siswa yang mendapat giliran pertama tadi berusaha menjawab dan siswa yang mempunyai kesempatan menantang pertama (giliran kedua) mempunyai jawaban yang ”berbeda”, maka siswa giliran kedua boleh ”menantang”, jika siswa tersebut tidak menantang maka kesempatan menantang dapat diberikan pada siswa yang mendapat giliran berikutnya. Siswa yang dapat menjawab dengan benar, maka dapat menyimpan kartu bernomor tadi sebagai bukti bahwa siswa tersebut dapat menjawab soal yang diberikan dengan benar. Pada kahir turnamen dilakukan perhitungan kartu yang telah dikumpulkan siswa untuk menentukan skor siswa dalam turnamen, penghitungan skor tersebut dilakukan sesuai dengan aturan pemberian skor dalam pembelajaran kooperatif TGT.

Gambar.1 Penempatan Siswa dalam Meja Turnamen

Berikut ini disampaikan bagan perputaran dalam turnamen akademik sebagai berikut ini:

Gambar.2 Perputaran pemain dalam turnamen akademik

Untuk melaksanakan turnamen akademik, perangkat turnamen yang diperlukan yaitu:
• lembar Pertanyaan/soal
• lembar kunci jawaban
• lembar pencatatan skor
• satu set kartu bernomor

4. Penghargaan terhadap Kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain





















Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu yang Diperoleh
Top Scorer 40
High Middle Scorer 30
low Middle Scorer 20
Low Scorer 10

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain(Sumber Slavin, 1995)

















Pemain dengan Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh
Top Scorer 60
Middle Scorer 40
Low Scorer 40

Dengan keterangan sebagai berikut:
Top Scorer (skor tertinggi), High Middle scorer ( skor tinggi ), Low Middle Scorer ( skor rendah), Low Scorer ( skor terendah), ( skor sedang ) Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu :

(1) Mengajar (teach)

Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

(2) Belajar Kelompok (team study)

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.

(3) Permainan (game tournament)

Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing- masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.

(4) Penghargaan kelompok (team recognition)

Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut.

Tabel 2.3 Kriteria Pengahrgaan Kelompok (Sumber Slavin, 1995)





















Kreteria (Rerata Kelompok) Predikat
30-39 Tim Kurang Baik
40-44 Tim Baik
45-49 Tim Baik Sekali
50 ke atas Tim Istimewa

Reference:
Slavin, E.R. (1995). Cooperative Learning. Teory, Research and Practice. Seccond Edition. Boston: Allyn and bacon
Read More......

Minggu, 23 Oktober 2011

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Menyimak Berbicara

Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang menjadi sasaran pokok, yaitu menyimak, berbicara, menuliS, dan membaca. Keterampilan menyimak dan berbicara dikategorikan dalam keterampilan berbahasa lisan, sedangkan keterampilan menulis dan membaca dikategorikan dalam keterampilan berbahasa tulis.

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan yang amat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan keterampilan menyimak dan berbicara kita dapat memperoleh dan menyampaikan informasi. Kegiatan menyimak dan berbicara tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk mampu menyimak dan berbicara dengan baik.
Agar pembelajaran berbahasa lisan memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajaran yang digunakan guru harus memenuhi kriteria berikut.
  1. Relevan dengan tujuan pembelajaran
  2. Menantang dan merangsang siswa untuk belajar
  3. Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.
  4. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran
  5. Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  6. Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.
  7. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SD, dapatlah dikemukakan beberapa strategi pembelajaran berbahasa lisan sebagai berikut.

1) Simak – Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.

2) Simak – Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian siswa diminta menerka nama benda itu.

3) Simak –Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.

4) Identifikasi Kalimat Topik
Guru membacakan sebuah paragraf lalu siswa menuliskan kalimat topiknya.

5) Pemberian Petunjuk
Teknik pemberian petunjuk ini dilakukan dengan cara guru memberikan sevuah petunjuk, seperti petunjuk mengerjakan sesuatu, petunjuk mengenai arah atau letak suatu tempat yang memerlukan sejumlah persyaratan. Petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat. Pemberi petunjuk ini dapat dilakukan oleh guru kepada murid atau sesama murid.

6) Bermain Peran
Bermain peran adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan. Tujuannya adalah (1) melatih siswa untuk menghadapi situasi yang sebenarnya, (2) melatih praktik berbahasa lisan secara intensif, dan (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya berkomunikasi.

Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dari segi bahasa berarti siswa harus mengenal dan dapat menggunakan ragam-ragam bahasa yang sesuai.

7) Dramatisasi
Dramatisasi atau bermain drama adalah kegiatan mementaskan lakon atau cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam bentuk drama. Guru dan siswa terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah atau skenario, perilaku, dan perlengkapan. Bermain drama lebih kompleks daripada bermain peran. Melalui dramatisasi, siswa dilatih untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan

√ Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi bermakna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula sebagai upaya untuk mensiasati agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai.
Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai berbagai metoda/teknik pembelajaran. ciri suatu metoda/teknik pembelajaran yang baik adalah :
  1. mengundang rasa ingin tahu murid;
  2. menantang murid untuk belajar;
  3. memngaktifkan mental, fisik, dan psikis murid;
  4. memudahkan guru;
  5. mengembangkan kreativitas murid;
  6. mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
Penyimak yang baik apabila individu mampu menggunakan waktu ekstra untuk mengaktifkan pikiran pada saat menyimak. Ketika para siswa menyimak, perhatiannya tertuju pada objek bahan simakan. Pada saat itulah akan didapatkan proses menyimak yang efektif, menyimak yang lemah, dan menyimak yang kuat, sebagaimana dikemukakan oleh Campbell, dkk (2006:16) pada tabel berikut ini.

Tabel : Menyimak yang Efektif

Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas tinggi dalam keterampilan menyimak berbicara berdasarkan strateginya adalah sebagai berikut :

¨STRATEGI MENYIMAK DAN BERPIKIR LANGSUNG MBL / DLTA (Direct Listening Thinking Activities)

• Pra Simak

Persiapan Menyimak :
  1. Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah”.
  2. Berdasarkan judul teresbut guru menanyakan kepada siswa misalnya: “Bagaimana seandainya malam hari sendirian di rumah?”
  3. Untuk membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar rumah yang gelap.
  4. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan sebagainya.

• Saat Simak

Guru Membaca Nyaring :
  1. Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup
  2. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Misalnya : “Apa kesimpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb.”
  3. Setelah tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi. Dan mengulangi langkah di poin kedua sampai cerita selesai.
• Pasca Simak

Refleksi :
  1. Guru mengakhiri pembacaan cerita
  2. selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang watak tokoh, tentang alur, seting dan sebagainya secara lisan. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan menunjuk siswa maju ke depan untuk menceritakan kembali cerita yang telah dibacakan guru secara bergantian
¨STRATEGI PERTANYAAN JAWABAN (PJ)

• Pra Simak
  1. Guru mengemukakan judul bahan simakan
  2. Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan
• Saat Simak
  1. Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung
• Pasca Simak
  1. Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung
  2. Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
  3. Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa.
  4. Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (bisa secara tertulis atau lisan).
¨STRATEGI KEGIATAN MENYIMAK SECARA LANGSUNG/KML ATAU DLA (DIRECT LISTENING ACTIVITIES)

• Pra Simak
  1. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak
• Saat Simak
  1. Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.
• Pasca Simak
  1. Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual.
  2. Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.
Sumber: http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2009/12/27/strategi-pembelajaran-bahasa-indonesia-sd-menyimak-berbicara/
Read More......

Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica)

Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica), penghasil kapur barus (kamper) ternyata termasuk salah satu tanaman langka. Pohon Kapur yang mampu menghasilkan kristal kapur barus dengan aroma khas ini menempati status keterancaman tertinggi yakni Critically Endangered (Kritis). Pohon Kapur di Kalimantan disebut juga sebagai Ampadu, Amplang, Kapur, Kayatan, Keladan, Melampit, Mengkayat, Mohoi, Muri, dan Sintok. Di Sumatera selain disebut Kapur atau Barus tanaman ini dinamai Haburuan atau Kaberun.

Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini disebut sebagai Borneo Camphor, Camphor Tree, Malay camphor atau Indonesian Kapur. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) nama resminya adalah Dryobalanops aromatica yang bersinonim dengan Dryobalanops sumatrensis (JF Gmel.) Kosterm., Laurus sumatrensis JF Gmel., Arbor camphorifera Rumph., Dipterocarpus Dryobalanops Steud., Dipterocarpus teres Steud, Dryobalanops camphora Colebr., Dryobalanops junghuhnii Becc., Dryobalanops vriesii Becc Correa., Pterigium teres, Shorea camphorifera Roxb.
Pohon kapur mempunyai ukuran yang besar dan tinggi. Diameter batangnya mencapai 70 cm bahkan 150 meter dengan tinggi pohon mencapai 60 meter. Kulit pohon berwarna coklat dan coklat kemerahan di daerah dalam. Pada batangnya akan mengeluarkan aroma kapur bila dipotong. Daun Kapur tunggal dan berseling, memiliki stipula di sisi ketiak, dengan permukaan daun memngkilap, dan tulang daun sekunder menyirip sangat rapat dengan stipula berbentuk garis dan sangat mudah luruh. Bunga berukuran sedang, kelopak mempunyai ukuran sama besar, mempunyai mahkota bunga elips, mekar, putih berlilin, dan memiliki 30 benang sari. Pohon Kapur memiliki buah agak besar, mengkilap, dan bersayap sebanyak 5 helai.

Tanaman Kapur (Dryobalanops aromatica) tumbuh di hutan dipterocarp campuran hingga ketinggian 300 meter dpl. Persebaran tumbuhan langka ini mulai dari Indonesia (pulau Sumatera dan Kalimantan) dan Malaysia (Semenanjung Malaysia, Sabah, dan Serawak).

Tanaman Penghasil Kapur Barus atau Kamper. Pohon Kapur atau Dryobalanops aromatica merupakan salah satu tanaman penghasil kapur barus atau kamper selain tumbuhan Cinnamomum camphora. Kapur barus dari pohon Kapur ini telah menjadi komoditi perdagangan internasional sejak abad ke-7 Masehi.

Untuk mendapatkan kristal kapur barus, dimulai dengan memilih, menebang, dan memotong-motong batang pohon Kapur (Dryobalanops aromatica). Potongan-potongan batang pohon Kapur kemudian dibelah untuk menemukan kristal-kristal kapur barus yang terdapat di dalam batangnya. Mungkin lantaran penebangan yang membabi buta kemudian pohon Kapur menjadi pohon yang langka.

Selain menghasilkan kamper, Pohon Kapur juga dapat dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan, perkapalan, dinding, dan lantai karena memiliki kualitas kayu yang cukup baik.

Pohon Kapur yang Langka dan Terancam Punah. Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica) semakin sulit ditemukan di habitatnya. Pohon ini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Bahkan IUCN Redlist memasukkannya dalam status konservasi Critically Endangered atau Kritis. Status ini merupakan status keterancaman dengan tingkatan paling tinggi sebelum status punah.

Kelangkaan dan terancam punahnya spesies tanaman ini diakibatkan oleh penebangan yang membabi buta untuk mendapatkan kristal kapur barus di dalamnya. Padahal kandungan kampur dalam setiap pohon tidak sama, bahkan terkadang sangat kurang. Ancaman lainnya diakibatkan oleh kerusakan hutan dan kebakaran hutan.

Sumber: http://alamendah.wordpress.com/2011/02/25/pohon-kapur-dryobalanops-aromatica-penghasil-kapur-barus/
Read More......

Sabtu, 22 Oktober 2011

Fakta Unik Tokoh-Tokoh Dunia

Beberapa fakta menarik berikut ini patut disimak. Bukan karena kehebatan tokohnya, namun karena fakta-fakta unik yang menyertai perjalanan hidup sang tokoh.

Meski hanya info-info selingan yang ringan-ringan, tapi lumayanlah buat menyegarkan otak kita yang dijejali berita-berita yang berat-berat.

  1. Tentu Anda semua kenal dengan Kubilai Khan. Yup, kaisar Mongol yang sangat kejam dan ekspansif ini ternyata memiliki sisi toleransi yang sangat tinggi. Percaya tidak, Kubilai Khan adalah tokoh pemimpin dunia pertama yang menyatakan bahwa hari-hari besar agama Buddha, Kristen, Yahudi, dan Islam dijadikan sebagai hari libur resmi kenegaraan. Asal tahu saja, Kubilai Khan adalah cucu dari Genghis Khan yang sangat legendaris itu yang memiliki kekuasaan yang merentang dari perbatasan Eropa, Timur Tengah, hingga hampir seluruh Asia Timur pada abad ke-13. Dengan kata lain, hari libur resmi kenegaraan pada tiap hari besar agama di dunia memang memungkinkan untuk dilakukan oleh Kubilai Khan karena luasnya wilayah kekuasaannya.
  2. Galileo Galilei memang manusia yang kurang beruntung selama hidupnya. Bahkan setelah mati sekalipun, Galileo tetap mengalami kesulitan. Setelah pandangan-pandangan ilmiahnya soal tata surya membuat dirinya berurusan dengan pihak gereja, kematiannya pun dirundung masalah. Saat kematiannya pada tahun 1642, jasadnya tidak langsung dikubur, tapi tetap disimpan hingga tahun 1737, kira-kira hampir se-abad. Tak cukup hanya itu, sebelum dikubur di Gereja Santa Croce, Florence, Italia, seorang bangsawan tega memotong tiga jari Galileo sebagai "kenang-kenangan". Dua dari jari itu kemudian dimiliki oleh seorang dokter Italia, dan jari ketiga-sepotong jari tengah-saat ini berada di Museum Sejarah Ilmu Pengetahuan di Florence, Italia, dipajang menunjuk ke langit di atas tiang marmer.
  3. Siapakah dia? Tahun 1831 dia mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Tahun 1832 dia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal. Tahun 1833 dia kembali bangkrut (kasian banget ya..). Tahun 1835 istrinya meninggal dunia. Tahun 1836 dia menderita tekanan mental yang sangat berat dan hampir saja masuk rumah sakit jiwa. Tahun 1837, dia kalah dalam suatu kontes pidato. Tahun 1840, ia gagal dalam pemilihan anggota senat AS. Tahun 1842, dia menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres AS. Tahun 1848 ia kalah lagi di kongres. Tahun 1855, lagi-lagi gagal di senat. Tahun 1856 ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden. Tahun 1858 ia kalah lagi di senat. Tahun 1860 akhirnya dia menjadi presiden Amerika Serikat. Siapakah dia? Dialah Abraham Lincoln. Intinya adalah jangan pernah menyerah dengan berbagai kegagalan yang pernah dialami, bahkan seberat apapun cobaan itu. Coba dan coba lagi!
  4. Kalau ada yang mengatakan bahwa orang yang bergelut di bidang seni memiliki perasaan yang halus, maka cobalah baca fakta berikut ini. Johannes Brahms (1833-1897), komposer besar Jerman, adalah salah seorang yang sangat membenci binatang. Di kala santai atau sedang mencari inspirasi, komposer ini sering pergi ke loteng rumahnya dan mempersiapkan busur dan anak panah. Di sana hampir tiap waktu ia memanah kucing-kucing milik tetangganya. Kebiasaan buruk ini terus dilakukannya hingga sepanjang hidupnya!
  5. Napoleon Bonaparte, saat berperang di Timur Tengah tahun 1799 bermaksud melepaskan 1200 tentara Turki yang berhasil ditawan Perancis, ketika Perancis berhasil merebut Jaffa. Saat itu Napoleon sedang terserang influenza. Saat menginspeksi pasukan, Napoleon terserang batuk berat hingga ia mengatakan "Ma sacre toux" (Batuk sialan). Perwira pendamping Napoleon merasa sang jenderal mengatakan "Massacrez Tous" (Bunuh semua). Akibatnya, seluruh 1200 orang tawanan Turki itu dibunuh. Hanya karena batuk sang jendral dan kuping perwira yang error!
  6. Di masa jayanya, Wilhelm Steinitz adalah salah satu pemain catur paling cemerlang di dunia. Namun saat semakin tua, ia secara perlahan-lahan dijangkiti kegilaan, dan sering merasa bahwa ia dapat menelepon seseorang tanpa menggunakan telepon, ataupun bermain catur tanpa menyentuh bidak. Puncak kegilaannya terjadi saat Steinitz mengumumkan kepada masyarakat luas bahwa ia hendak menantang Tuhan untuk bermain catur. Lebih parah lagi, ia menawarkan fur satu bidak dalam pertandingan ini! Gile bener.

Sumber: http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=3147 dan sumber lain yang relevan.
Read More......

Jumat, 21 Oktober 2011

Elang Jawa

Elang Jawa yang nama ilmiahnya Nisaetus bartelsi adalah salah satu spesies elang berukuran sedang yang ada di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. Keberadaan elang jawa ini sesungguhnya telah diketahui sejak tahun 1820 oleh van Hasselt dan Kuhl. Akan tetapi pada masa itu hingga abad ke-19, elang jawa masih dianggap sebagai jenis elang brontok, yang dilihat dari spesimennya.

Baru pada tahun 1908, atas dasar specimen koleksi yang dibuat oleh Max Bertels seorang pakar burung di negeri Jerman. O. Finsch, mengenalinya sebagai takson yang baru. Ia mengiranya sebagai anak jenis dari Spizaetus kelaarti, sejenis elang yang ada di Sri Lanka. Sampai kemudian pada tahun 1924, Prof. Stresemann memberi nama takson baru tersebut dengan epitet spesifik bartelsi, untuk menghormati Max Bartels di atas, dan memasukkannya sebagai anak jenis elang gunung Spizaetus nipalensis. Demikianlah, burung ini kemudian dikenal dunia dengan nama ilmiah Spizaetus nipalensis bartelsi, hingga akhirnya pada tahun 1953 D. Amadon mengusulkan untuk menaikkan peringkatnya dan mendudukkannya ke dalam jenis yang tersendiri, Spizaetus bartelsi.

Elang jawa bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.

Elang jawa terbatas hanya di Pulau Jawa, dari ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo. Namun demikian penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng. Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di dataran rendah maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri, sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 m dpl.

Sehingga meskipun luas daerah agihannya, total jumlahnya hanya sekitar 137-188 pasang burung, atau perkiraan jumlah individu elang ini berkisar antara 600-1.000 ekor. Populasi yang kecil ini menghadapi ancaman besar terhadap kelestariannya, yang disebabkan oleh kehilangan habitat dan eksploitasi jenis. Pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa. Dalam pada itu, elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai satwa peliharaan. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri, dan pada gilirannya menjadikan harga burung ini melambung tinggi.

Mempertimbangkan kecilnya populasi, wilayah agihannya yang terbatas dan tekanan tinggi yang dihadapi itu, organisasi konservasi dunia IUCN memasukkan elang Jawa ke dalam status EN (Endangered, terancam kepunahan). Demikian pula, Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang.

Reference:
http://id.wikipedia.org/wiki/Elang_Jawa
Read More......

Kijang

Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung dalam genus Muntiacus. Kijang berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di Perancis dan Jerman.

Pada masa sekarang, muncak hanya dapat ditemui di Asia Selatan dan Asia Tenggara, mulai dari India, Srilangka, Indocina, hingga kepulauan Nusantara. Beberapa jenis diintroduksi di Inggris dan sekarang banyak dijumpai di sana.

Kijang tidak mengenal musim kawin dan dapat kawin kapan saja, namun perilaku musim kawin muncul bila kijang dibawa ke daerah beriklim sedang. Jantannya memiliki tanduk pendek yang dapat tumbuh bila patah.

Hewan ini sekarang menarik perhatian penelitian evolusi molekular karena memiliki variasi jumlah kromosom yang dramatis dan ditemukannya beberapa jenis baru (terutama di Indocina).

Reference:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kijang
Read More......

Kuskus

Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah anggota dari genus Ailurops, merupakan salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi. Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia) dan dari keluarga Phalangeridae. Kuskus Beruang adalah marsupial arboreal yang hidup di kanopi hutan hujan tropis.

Hampir tidak diketahui status dan keadaan ekologinya. Meskipun ilmuwan menggolongkan populasi ini kedalam satu spesies, yaitu , A. ursinus, atau melanotis, tetapi pada dasarnya Kuskus Beruang merupakan suatu spesies. Genus ini berbeda, meskipun pihak berwenang memasukan dalam subfamili, Ailuropinae. Kuskus Beruang hanya ditemukan di beberapa pulau di Indonesia, yang merupakan bagian dari Asia, yang sebagian besar marsupial tidak ditemukan di Asia. Sebuah hipotesis menyatakan bahwa isolasi yang menyebabkan Kuskus Beruang ditemukan di Pulau Sulawesi yang terjadi pada waktu Miosen yang menyebabkan perbedaan dari keluarga Phalangeridae.

Dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam bahaya karena populasinya sudah terlampau kecil.Antara tahun 1980 dan 1995 di Tangkoko telah terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per km2 menjadi 2,0 ekor per km2. Selama survei WCS di hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun 1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur transek. Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah.

Reference:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ailurops
http://pasar-info.blogspot.com/2011/03/8-hewan-langka-di-indonesia.html
sumber gambar: http://pasar-info.blogspot.com/2011/03/8-hewan-langka-di-indonesia.html
Read More......

Burung Merak

Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti betina.

Populasi Merak Biru tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal dan Bhutan. Sebelumnya spesies ini ditemukan juga di Bangladesh, namun sekarang kemungkinan besar telah punah di sana.

Merak jantan adalah poligami spesies, mempunyai pasangan lebih dari satu. Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata berwarna biru. Burung betina biasanya menetaskan tiga sampai enam butir telur.

Pakan burung Merak Biru terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti cacing, laba-laba dan kadal kecil.

Merak Biru adalah burung nasional negara India. Spesies ini juga memegang peranan penting dalam mitologi Buddha, Hindu dan kebudayaan-kebudayaan lainnya.

Burung Merak Biru dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.

Reference:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pavo_cristatus
sumber gambar : http://berita.univpancasila.ac.id/foto_berita/27wew.jpg
Read More......

Jambu monyet (Anacardium occidentale)

Jambu monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).

Di wilayah indonesia jambu monyet dikenal juga dengan berbagai nama seperti jambu mèdè (Sd.); jambu mété atau jambu ménté (Jw.); jhambu monyèt (Md.); jambu dwipa, jambu jipang, nyambu monyèt (Bl.); nyambuk nyĕbèt (Sas.); jambu érang, jambu monyé (Mink.); jambu dipa (Banj.); buwah monyet (Timor); buwah yaki (Manado); buwa yakis, wo yakis (Sulut); buwa yaki (Ternate, Tidore); buwa jakis (Galela); jambu daré, jambu masong (Mak.); jampu sèrĕng, jampu tapĕsi (Bug.); dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dinamakan cashew (tree), yang diturunkan dari perkataan Portugis untuk menamai buahnya, caju, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama dalam bahasa Tupi, acajú. Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.
Pohon berukuran sedang, tinggi sampai dengan 12 m, dengan tajuk melebar, sangat bercabang-cabang, dan selalu hijau. Tajuk bisa jadi tinggi dan menyempit, atau rendah dan melebar, bergantung pada kondisi lingkungannya.
Daun-daun terletak pada ujung ranting. Helai daun bertangkai, bundar telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal meruncing dan ujung membundar, melekuk ke dalam, gundul, 8–22 × 5–13 cm.
Berumah satu (monoesis), bunga-bunga berkelamin campuran, terkumpul dalam sebuah malai rata berambut halus, lebar 15–25 cm. Kelopak berambut, 4–5 mm. Mahkota runcing, lk 1 cm, putih kemudian merah, berambut. Buah geluk berwarna coklat tua, membengkok, tinggi lk 3 cm.

Reference:
http://id.wikipedia.org/wiki/Jambu_monyet
sumber gambar
http://upload.wikimedia.org
Read More......